Menurut Sekjen APPSI, Inilah Alasan Mengapa Harga Wortel dan Sayuran Lainnya Naik

Harga wortel, terutama pangan lain seperti buah dan daging, dapat naik sewaktu-waktu karena berbagai faktor yang mendasarinya. Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia atau APPSI, yakni Muhammad Maulana, menjelaskan tiga faktor utama mengenai hal tersebut.

Kenaikan harga wortel itu boleh jadi terkait masalah pada suplai, pengemasan bahan pokok, bahkan hingga keadaan logistik. Ini dia penjelasannya menurut Sekjen APPSI tersebut.

  • Suplai Bahan Pangan yang Terhambat

Terkait suplai, menurut Muhammad Maulana, banyak Masalah yang harus dihadapi. Utamanya dalam rantai pemasok dari produsen pada pedagang pasar. Salah satunya adalah di mana jadwal tanam di Indonesia tidak terprogram dengan baik.

Sehingga hal itu dapat memicu ketidaktepatan dari perjanjian yang telah ada sebelumnya. Dalam kasus ini biasanya perkiraan dari jadwal yang telah ditentukan bisa saja meleset.  Permintaan pangan sudah jelas. Namun di sisi pasokan, di pasar induk kadang terlalu banyak pangan, saking banyaknya sampai dibuang-buang, ujar Maulana di bilangan Senopati, Jakarta Selatan pada hari Selasa tahun 2018 lalu.

  • Teknik Pengemasan yang Kurang Baik, Hingga Pangan Mudah Busuk

Isu kedua terkait naik-turunnya harga wortel dan harga pangan ini adalah pengemasan. Kurangnya pengetahuan kebanyakan petani dalam mengemas produk menyebabkan sayuran mudah busuk.

Petani sudah susah-susah tanam pangan, namun hampir 30% dari jumlah pangan tersebut rusak dalam perjalan. Ini jelas merupakan masalah juga. Sebab, apabila kualitas saat dikirim mengalami penurunan, akan berdampak pula bagi harga jual. Siapa yang akan membeli pangan cacat dengan harga mahal? Hal inilah yang perlu digaris bawahi agar tidak terulang terus-menerus.

  • Pengiriman Logistik Tidak Efisien

Masalah berikutnya cukup sering ditemui, yaitu terkait dengan tidak efisiennya logistik. Contohnya seperti di sejumlah pelabuhan masih belum terdapat infrastruktur pendukung untuk makanan seperti cold storage.

Sehingga barang hanya disimpan di gudang biasa untuk menanti waktu berlayar akan cepat busuk juga. Cold storage sangat penting untuk menjamin kehigienisan makanan, utamanya sayur yang mudah layu atau ikan yang mudah busuk.

  • Permintaan Pasar yang Banyak, Namun Pangan Kurang Pasokan

Naik-turunnya harga wortel juga dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan antara ketersediaan pangan dengan permintaan dari pasar. Apabila permintaan dari pasar melimpah namun pangan yang diinginkan hanya memiliki stok minim, kemungkinan besar harga akan naik.

Sebaliknya, apabila permintaan sedikit tapi pangannya banyak, maka harga pangan akan murah. Selain itu, kegagalan panen juga dapat menjadi sumber naiknya harga sayur, karena kegagalan jelas berdampak pada ekonomi petani juga.

  • Tengkulak dan Permainan Harga

Tengkulak adalah penjual perantara, yang membeli pangan dari pedagang lain untuk kembali dijual. Tengkulak akan menimbun hasil panen sehingga terjadi kelangkaan di pasar, lalu akan kembali menjual pangan dengan harga lebih tinggi.

Selain itu, hal yang dapat merugikan petani lainnya adalah sifat sayur dan buah yang mudah rusak. Masalah ini yang membuat petani kesulitan menaikan harga. Petani terpaksa menjual hasil panen dengan cepat kepada tengkulak karena khawatir hasil panen akan rusak dan menyebabkan kerugian lagi.

Ini disebabkan karena para petani tidak memiliki teknologi untuk mempertahankan kualitas sayur dan buahnya. Mayoritas petani belum paham bagaimana cara mengolah sayur mereka dengan baik setelah panen. Hal tersebut jelas sangat disayangkan karena selain dapat menimbulkan kerugian juga dapat dimanfaatkan oleh oknum lain.

Itulah beberapa alasan kenaikan pangan. 3 diantaranya merupakan pendapat dari Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia sendiri.